Berdasarkan hasil penelitian Pada dekade awal tahun 2000-an sedikit terungkap bahwa komponen yang terkandung dalam tubuh jangkrik kalung berpotensi untuk dimanfaatkan baik sebagai sumber pangan maupun untuk bahan baku industri.
Adanya kandungan asam amino “lysine” dan “cystein” yang tinggi serta asam lemak omega-3 dan omega-6, maka jangkrik, sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berkualitas tinggi baik untuk produk pangan serta pakan unggas dan ikan. Dan paling penting adalah bahwa kandungan protein jangkrik lebih tinggi dari daging ayam dan sapi.
Adanya kandungan hormone-hormone steroid (estrogen, progesterone dan testosterone) serta protein kolagen dan juga asam lemak omega-3 dan omega-6, maka jangkrik kalung juga berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Masih banyak senyawa-senyawa kimia dalam jangkrik kalung seperti hormone-hormone protein (FSH/LH dan hormone yang mengatur metabolisme dalam tubuh), enzim pencernaan dan enzim untuk katalis metabolisme serta berbagai vitamin yang ada yang hingga saat ini belum terungkap.
Guna mengungkap potensi yang masih tersimpan secara lengkap dalam tubuh jangkrik kalung, maka masih diperlukan suatu kesinambungan penelitian yang mendasar. Tujuan tersebut hanya tercapai apabila ada kerjasama antar peneliti, lembaga-lembaga penelitian dan instansi terkait, partisipasi perusahaan dan masyarakat. Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal untuk menuju revitalisasi pertanian, maka ASTRIK telah ikut berperan dalam menggali potensi yang ada di bumi Indonesia. Jangkrik merupakan plasma nuftah asli Indonesia dengan potensi cukup besar, oleh karena itu apabila diberdayakan dengan baik, terencana serta didukung oleh berbagai elemen dalam masyarakat maka sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai bahan baku berbagai industri dalam negeri atau produk ekspor dan untuk memperluas penyediaan lapangan kerja sekaligus memperbaiki pendapatan masyarakat.
Adanya kandungan asam amino “lysine” dan “cystein” yang tinggi serta asam lemak omega-3 dan omega-6, maka jangkrik, sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berkualitas tinggi baik untuk produk pangan serta pakan unggas dan ikan. Dan paling penting adalah bahwa kandungan protein jangkrik lebih tinggi dari daging ayam dan sapi.
Adanya kandungan hormone-hormone steroid (estrogen, progesterone dan testosterone) serta protein kolagen dan juga asam lemak omega-3 dan omega-6, maka jangkrik kalung juga berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Masih banyak senyawa-senyawa kimia dalam jangkrik kalung seperti hormone-hormone protein (FSH/LH dan hormone yang mengatur metabolisme dalam tubuh), enzim pencernaan dan enzim untuk katalis metabolisme serta berbagai vitamin yang ada yang hingga saat ini belum terungkap.
Guna mengungkap potensi yang masih tersimpan secara lengkap dalam tubuh jangkrik kalung, maka masih diperlukan suatu kesinambungan penelitian yang mendasar. Tujuan tersebut hanya tercapai apabila ada kerjasama antar peneliti, lembaga-lembaga penelitian dan instansi terkait, partisipasi perusahaan dan masyarakat. Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal untuk menuju revitalisasi pertanian, maka ASTRIK telah ikut berperan dalam menggali potensi yang ada di bumi Indonesia. Jangkrik merupakan plasma nuftah asli Indonesia dengan potensi cukup besar, oleh karena itu apabila diberdayakan dengan baik, terencana serta didukung oleh berbagai elemen dalam masyarakat maka sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai bahan baku berbagai industri dalam negeri atau produk ekspor dan untuk memperluas penyediaan lapangan kerja sekaligus memperbaiki pendapatan masyarakat.
- Protein
Jangkrik kalung (Grillus testaceus walk) mempunyai kandungan protein 60% lebih, dengan komposisi asam amino cukup lengkap. Akan tetapi penggunaan sebagai bahan pangan pada sebagian orang belumlah terbiasa. Penggunaannya masih terbatas sebagai pakan burung dan ikan. Profesor Sidik dan Mu’in (1999) menyatakan bahwa jangkrik kalung mempunyai kandungan gizi tinggi dan setuju jangkrik untuk dikonsumsi manusia dengan pertimbangan selain bergizi tinggi juga halal hukumnya .
Tabel 1. Hasil analisisis proksimat kandungan nutrient pada tepung dan ampas jangkrik
Tabel 1 memperlihatkan bahwa bahan kering dalam tubuh jangkrik kalung sangat tinggi yaitu mencapai 93 persen. Ini artinya sebagian besar tubuh jangkrik kalung tersusun oleh bahan-bahan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat dan sebagian kecil bahan anorganik yaitu mineral. Selain kandungan proteinnya yang tinggi juga kandungan lemaknya tinggi (23 persen), namun kandungan energi dan serat kasarnya rendah. Keadaan ini “membuktikan bahwa jangkrik kalung memang layak untuk dijadikan bahan pangan dan pakan berkualitas tinggi”.
Tabel 2. Komposisi Asam Amino Pada Jangkrik Kalung
Keterangan
- * : Asam amino esensial untuk manusia dan ayam/burung
- ** : Asam amino semi esensial untuk manusiadan ayam/burung
- *** : Asam amino semi esensial untuk manusia
Tabel 2 memperlihatkan bahwa selain kandungan proteinnya tinggi, ternyata sebagian besar asam amino asam amino penyusun protein tersebut merupakan asam amino esensial dan semi esensial untuk manusia dan unggas terutama ayam. Lisin pada jangkrik kalung kandungannya lebih baik dari lisin yang terkandung dalam ikan dan biji kedele. Lisin merupakan asam amino esensial langka karena tidak terdapat pada semua bahan pangan dan pakan. Asam amino lain yang kadarnya tinggi adalah sistein yang merupakan asam amino semi esensial untuk ayam dan manusia. Ditinjau dari kandungan asam amino baik esensial maupun semi esensialnya membuktikan bahwa jangkrik dapat dijadikan sebagai sumber protein berkualitas tinggi. Hal ini didasarkan pada kebutuhan asam amino dalam tubuh bahwa apabila dalam tubuh kekurangan asam amino esensial methionin dapat digantikan oleh asam amino sistein, sedangkan asam amino phenilalanin dapat diganti asam amino Tirosin, triptophan dapat diganti niasin.
- Protein Kolagen
Hasil analisis laboratorium ternyata jangkrik kalung mengandung protein kolagen meskipun kadarnya relative kecil. Protein kolagen tersebut apabila dapat diekstrak dan dimurnikan berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan (bahan baku) kosmetik pada industri farmasi.
Tabel 3. Kandungan protein kolagen pada jangkrik kalung
Tabel 3 menunjukkan bahwa kadar protein kolagen dipengaruhi oleh fase umur dan jenis kelamin. Kadar protein kolagen pada jangkrik kalung betina lebih tinggi dibandingkan yang berkelamin jantan. Pada jangkrik yang masih clondo kadar protein kolagennya sama dengan kadar pada jangkrik kalung jantan.
- Lemak
Jangkrik mengandung lemak sebanyak kurang lebih 23 % dan yang menarik bahwa lemak tersebut sebagian terdiri dari asam lemak tak jenuh berantai panjang omega-3 dan omega-6 dan omega-9 seperti tertera pada Tabel 4.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa lemak yang terkandung dalam jangkrik kalung tersusun oleh asam lemak asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan baik oleh mamalia termasuk manusia maupun unggas. Meskipun Asam lemak oleat, linoleat dan linolenat juga terdapat pada bahan pangan dan pakan asal tanaman seperti kedele, kacang tanah dan jagung, biji rami, biji kapuk dan minyak kelapa namun untuk asam lemak Ekosapentaenoat (EPA) dan Dekosahehexaenoat (DHA) terdapat pada hewan (daging) dan produk yang dihasilkan hewan seperti telur dan susu. Hewan yang kandungan EPA dan DHAnya tinggi adalah ikan laut terutama ikan tuna, salamon dan lemuru.
Tabel 4. Kandungan asam lemak pada jangkrik kalung.
Keterangan : * Asam lemak esensial untuk mamalia dan unggas
Adanya kandungan EPA dan DHA yang cukup tinggi maka jangkrik kalung berpotensi dijadikan sebagai sumber pangan dan pakan berkualitas tinggi.
- Hormone
Analisis terhadap kandungan hormone-hormone pada jangkrik kalung masih terbatas pada hormone yang termasuk kelompok steroid seperti Estrogen (Estradiol), Progesteron dan Testosteron, sedangkan hormone-hormone protein seperti Folikel Stimulating Hormon/Luitinizing Hormon (FSH/LH) serta insulin, belum berhasil diungkap.
Tabel 5. Kandungan hormone steroid pada jangkrik kalung
Dalam deteksi hormone-hormone steroid digunakan metode “Radio Imuno Assay” (RIA) menggunakan kid yang biasa untuk mendeteksi hormone estradiol, progesterone dan testosterone pada manusia. Ternyata kit tersebut juga bereaksi dengan hormone estradiol, progesterone dan testosterone yang terdapat pada jangkrik kalung baik untuk sempel tepung maupun minyak. Keadaan ini menunjukkan bahwa dimungkinkan hormone-hormone steroid yang diproduksi oleh jangkrik kalung mempunyai struktur kimia mirip dengan hormone steroid yang diproduksi mamalia termasuk manusia. Oleh karena itu dimungkinkan hormon dari jangkrik kalung digunakan untuk manusia tanpa menimbulkan efek samping.
Sumber : Astrik.org, Asal USul Trans7
No comments:
Post a Comment